ArenaLTE.com - Cisco, perusahaan pemimpin teknologi dunia, dan INTERPOL, organisasi kepolisian internasional terbesar di dunia, sepakat untuk saling bekerja sama berbagi intelijen ancaman atau threat intelligence sebagai langkah pertama dalam memerangi kejahatan siber.
Dipimpin oleh pusat kejahatan siber global INTERPOL, INTERPOL Global Complex for Innovation (IGCI) di Singapura, aliansi ini akan memungkinkan kedua organisasi untuk mengembangkan sebuah pendekatan yang terkordinasi dan terfokus untuk data sharing.
Hal ini tidak hanya memungkinkan deteksi ancaman cepat di seluruh dunia, namun juga membuka jalan untuk kemungkinan kerjasama di masa depan untuk pelatihan dan berbagi pengetahuan.
Dalam keterangannya, Noboru Nakatani, Direktur Eksekutif IGCI, mengungkapkan jika pertukaran informasi dan keahlian antara sektor publik dan swasta sangat penting dalam melawan kejahatan siber.
“Tidak ada negara atau perusahaan yang bisa melakukan ini sendiri. Perjanjian INTERPOL dengan Cisco ini memberikan akses pada informasi ancaman siber yang penting bagi penegak hukum untuk mendeteksi ancaman tetapi juga membantu mencegahnya,” jelasnya.
Naveen Menon, President Cisco Asia Tenggara juga mengungkapkan jika kesepakatan ini menunjukkan pentingnya negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan di dunia sebagai pusat dalam memerangi kejahatan siber dan mendorong inovasi keamanan siber.
“Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam menciptakan strategi terpadu untuk mengurangi resiko digital dan memungkinkan pertumbuhan ekonomi tanpa rasa takut akan ancaman dan serangan digital,” tegasnya.
Penawaran keamanan terbaik Cisco dan pendekatan arsitekturalnya membantu pelanggan mengamankan organisasinya dengan lebih efektif dari network ke endpoint ke cloud. Selain itu, Cisco juga telah memblokir 19,7 miliar ancaman per hari melalui Collective Security Intelligence-nya, yang dimungkinkan oleh Cisco Talos Security Intelligence dan Research Group.