ArenaLTE.com - Nahkoda baru Indosat Ooredoo mulai diperkenalkan ke public. Lewat acara lepas sambut yang diadakan di Jakarta, Kamis (18/10), Chris Kanter, CEO Indosat yang baru, memperkenalkan diri di hadapan awak media. Di situ juga Joy Wahyudi, mantan CEO yang digantikan Chris, berpamitan.
 
Setumpuk tugas berat sudah menanti Chris. Utamanya adalah, kembali mendongkrak performa Operator Kuning yang sempat melorot drastic setahun terakhir ini. Mulai dari mengatrol jumlah pelanggan yang terkikis hingga 30%, menaikkan angka ARPU (average revenue per user) yang anjlok ke angka IDR14 ribuan –dari semula IDR23 ribuan. Lantas, mengembalikan performa keuangan, yang di semester pertama tahun ini tercatat merugi sebesar IDR784 miliar, akibat dari merosotnya pendapatan, yang cuma membukukan angka IDR11.06 triliun.  
 
Dari sisi layanan juga sami mawon. Layanan 4G Indosat ketinggalan dari para kompetitor. Peningkatan-peningkatan layanan, utamanya di luar pulau Jawa, juga seperti jalan di tempat. Banyak faktor memang yang menjadi penyebab. Salah satunya, keterlambatan penyaluran dana yang dibutuhkan untuk itu. Ditambah lagi, perusahaan induk Ooredoo Asia Pte Ltd, tak lagi memberikan kucuran dana.
 
Tetapi, di tengah segunung tugas berat itu, Chris Kanter menyuarakan rasa optimisnya mampu membalikkan keadaan suram menjadi cerah ceria. Ia mengaku sudah menyiapkan strategi untuk itu. Intinya adalah, kata Chris, melakukan transformasi besar-besaran di tubuh Indosat. Ia sudah mengidentifikasikan 19 hal yang perlu ditransformasikan. “Saya ingin transformasi besar-besaran, dan benar-benar masuk ke dalam,” katanya, tanpa memerinci, apa saja 19 hal tersebut.
 
Chris, yang lama duduk sebagai komisaris di Indosat sebelum ditunjuk menjadi CEO, juga mengaku mendapat support dari Ooredoo sebagai perusahaan induk, untuk menjalankan kebijakannya. Termasuk, komitmen gelontoran dana sebesar US$2 miliar untuk dua tahun ke depan.
 
“Komitmen kami adalah soal network. Untuk 4G overlay kalau bisa target kami akhir tahun ini selesai, sampai tahun depan, dalam dua tahun ini kira-kira kebutuhannya bisa US$2 miliar lebih. Tapi saya masih hitung kembali. Fokus saya adalah people, uang, dan proses," ungkap Chris.
 
Memang, agar bisa ngebut lagi, Indosat perlu membereskan jaringan dan layanan 4G-nya. Dan seperti diakui Chris, itu tidak mudah. Ini menyangkut belanja modal yang super besar. Walaupun sudah dijanjikan diberi keleluasaan soal skema penyediaan dana, realisasinya tidak serta merta akan semulus teori.
 
Bagaimanapun, Chris tetap optimis bisa mengembalikan Indosat ke posisi nomor dua. Target yang disebutnya realistis saja. Baiklah, selamat bertugas Chris.