ArenaLTE.com - Isu membeli kembali (buyback) operator asal Qatar, Indosat Ooredoo, memang telah lama bergulir dan selalu menjadi perdebatan menarik publik. Terlebih ketika isu ini dibawa dalam perdebatan PilPres beberapa waktu lalu. Namun demikian, ada unggkapan menarik dari Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Indosat Ooredoo, Chris Kanter, bahwa memang Indonesia tertarik untuk buyback Indosat Ooredoo hanya saja ada beberapa alasannya.
Menurut Chris Karter, dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, mengungkapkan bahwa memang ada niat untuk membli Indosat Ooredoo. Tetapi sayangnya hal itu tidak memungkinkan, terlebih melihat kondisi perusahaan sekarang.
“Saya mau menjawab soal isu yang lagi ramai terus, soal Pemerintah Indonesia yang mau buyback Indosat. Saya jelaskan, Presiden memang dari tahun lalu (2018) mau buyback Indosat, bahkan saya pernah mengantar Menteri ke Goa Qatar. Tapi saya kasih tau, You mau beli barang yang lagi turun dari orang kaya banget mana akan dikasih, bahkan jika dikasih diskon pun pasti di atas harga pasar,” jelasnya di tengah acara Kumpul Media, di Yogyakarta.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Indosat Ooredoo saat itu memang tidak dalam kondisi yang bagis. Selain itu, pemiliknya tidak dalam keadaan terdesak untuk menjual aset miliknya. Pemilik Indosat Ooredoo adalah orang Qatar, bahkan memiliki banyak uang dan tidak dalam kondisi terdesak untuk menjual aset. Hal sebaliknya, justru pemilik menggelontorkan uang untuk memberikan modal sebagai asupan kembali ke perusahaan, makanya tentu jika pun mau harga yang dijual akan tinggi dari harga pasar.
“Kalau harga tinggi, tentunya Presiden akan dihajar sama oposisi dan parlemen karena harganya di atas pasar. Misal harga pasar 10 dibeli 12, nanti pasti dibilang korupsi, padahal memang harganya. Jadi saya sampaikan sama Pak Presiden bahwa upayanya ini, serta melihat keadaan sekarang adalah hal yang tidak memungkinkan. Jadi dibanding buat beli di atas harga pasar, mending buat bangun infrastruktur,” jelas Chris dalam pertemuannya dengan Presiden Indonesia.
Chris juga berharap bahwa dengan penjelasan ini, diharapkan isu ini juga selesai sehingga di luar ini tidak menggantung di pasar. Tidak jadi isu bulan-bulanan PilPres, karena hal ini diketahuinya pernah dalam debat PilPres beberapa waktu lalu pernah disebut. “Beli lebih murah, yang jual tidak mau karena memang sedang tidak butuh. Diandaikannya mungkin pemilik lebih baik mendiamkannya dibanding harus dijual,” tegas Chris.