ArenaLTE.com - Narasi kejahatan siber global selalu sama, mengeksploitasi kelemahan mendasar pada layanan email dengan merekayasa email sehingga terbaca sempurna seolah benar seperti layaknya dikirim oleh pengirim sesungguhnya. Siapa saja bisa tertipu karena begitu canggihnya kejahatan email generasi terbaru ini.
Banyak yang berpendapat bahwa kejahatan email adalah masalah non-teknis dan untuk menghadapinya dibutuhkan pelatihan dan edukasi. Pendapat tersebut tentu saja tidak salah, tetapi bukan berarti tidak ada teknologi untuk mengatasi bahaya email, terutama serangan email yang disempurnakan. VIMANAMAIL misalnya mampu mengenali ciri-ciri email berpotensi membawa masalah.
VIMANAMAIL menganalisis email untuk mengetahui statusnya berbahaya atau tidak, jika menganggap email yang diperiksa bersih, mereka mengirimnya ke server internal untuk diterima pengguna. Jika menyakini email sebagai spam atau mengandung ancaman, email langsung dikarantina.
Data-data yang diperoleh dari pusat data VIMANAMAIL menunjukkan metamorfosis dari email-email berbahaya yang berusaha menyusup masuk. Berikut adalah beberapa contoh perubahan yang disempurnakan oleh para penjahat siber dalam email yang membuat pengguna tidak merasa curiga sedikit pun.
Kelemahan email yang paling mencolok, bahwa siapa pun dapat mengirim email seperti orang lain. Kurangnya model identitas pengirim yang kuat telah menciptakan epidemi spoofing yang tidak ada pada aplikasi perpesanan lain yang memiliki kontrol identitas pengirim yang kuat. Dalam email, peretas mampu membuat alamat pengirim sangat mirip dengan aslinya.
Tidak ada lagi salah pengejaan atau salah susunan kalimat dalam badan email, dulu kita masih dapat dengan mudah mengenali email bermasalah dengan melihat susunan kalimat dan pengejaan, tapi tidak kali ini.
Mereka juga mampu menempatkan diri dengan sangat baik, menyesuaikan setiap kalimat sesuai dengan tujuan email. Dalam kasus email gadungan dari bank di atas, mereka membuat kalimat yang lugas dan tegas sehingga terlihat sangat menyakinkan siapa pun yang membacanya.
SPAM tanpa Attachment sudah terlihat kuno. Pelaku kejahatan mulai aktif menyisipkan file attachment yang merupakan perantara (vektor) dari malware/ransomware. Contoh gambar diatas (attachment: ‘kwitansi bank 0070620200012-pdf.gz) menunjukkan penamaan yang semakin berbahasa indonesia yang baik, namun tetap berbahaya. Seolah terlihat sebagai file PDF namun extension yang digunakan berbeda. File vektor ini dibuat sedemikan rupa agar dapat dijalankan dan kemudian akan mengunduh malware/ransomware utama.
Email yang sempurna adalah email yang terlihat biasa, berkamuflase di balik kata-kata sederhana seperti email yang kita terima setiap harinya, begitu santun, akrab layaknya bicara dengan orang yang telah dikenal lama.
“Bertahun-tahun kita disuguhi dengan unsolicited email, atau email yang tidak diinginkan dikirim dari berbagai penjuru dunia, kini hal tersebut sudah tidak berlaku lagi, penjahat siber sekarang mampu membuat email yang lebih menyakinkan, dengan sender yang kredibel, header yang begitu persuasif dan isi email yang membumi,” Ungkap Yudhi Kukuh IT Security Consultant PT Prosperita Mitra Indonesia.
“Spammer email juga mengubah kebiasaan lama yang biasa memanfaatkan open relay untuk mendompleng email yang ingin mereka kirim dengan membeli domain valid untuk menyakinkan target. Atau mengeksploitasi network email perusahaan-perusahaan yang belum dikelola dengan baik,” tambah Yudhi.
Tiada hari tanpa spam email
Pada tahun 2020 ada 4 miliar pengguna aktif email, lebih dari setengah populasi planet bumi, menurut Radicati Group yang melacak penggunaan email di seluruh dunia. Dan sebagian email yang dikirim bercampur baur dengan phising email yang semakin sulit dikenali.
Sementara data VIMANAMAIL juga selaras dengan apa yang dimaksud oleh Radicati Group, serangan email terus berlangsung dimana email yang masuk tidak dapat lagi dibedakan mana email yang legitimate dan mana email yang berbahaya. Ini adalah buah dari email yang disempurnakan yang semakin menempatkan keamanan perusahaan di ujung tanduk.
Jenis serangan email juga beragam bentuknya, di antaranya seperti melalui organisasi yang datang dari luar dengan kemasan yang sangat menyakinkan seperti domain yang mereka miliki dan merek mereka melalui peniruan identitas, kemudian dari dalam perusahaan melalui akun yang disusupi, insider/orang dalam dan manipulasi psikologis.
Oleh karena itu industri harus mampu memilih teknologi yang mampu menyaring dan menganalisis email secara detail untuk meringankan beban karyawan yang setiap hari harus berjibaku dengan ribuan email, lagi pula tidak mungkin mereka harus mengklarifikasi setiap email masuk satu persatu, selain menghabiskan banyak waktu dan tenaga, ini sangat tidak efektif dan efisien.
Perusahaan-perusahaan harus mengubah mindset tentang keamanan email, serangan email telah berevolusi, maka sistem keamanan email juga harus ikut berevolusi.