ArenaLTE.com - Transformasi dari kewirausahaan seseorang, kerap bermula dari sebuah hobi hingga menjadi sebuah bisnis nyata dan terjadi dalam waktu yang begitu cepat, sehingga terkadang para pemimpin bisnis baru ini bahkan tidak memiliki cukup waktu untuk menyadari betapa gentingnya status mereka saat ini. Kesibukkan dan pemanfaatan digital tidak diimbangi dengan faktor keamanan.

Perusahaan keamanan perangkat lunak, Kasperksy melakukan dialog terbuka dengan rekan-rekan dari pusat inovasi, yaitu departemen khusus Kaspersky mencari startup inovatif baik internal maupun eksternal. Mereka merefleksikan diri sebagai seorang entrepreneur, namun belum sepenuhnya menjadi pengguna dengan kelengkapan layanan bisnis  (misalnya, pengiriman pesan, konferensi video, kolaborasi layanan dan penyimpanan cloud).

Garis antara dua hal ini (konsumen dan bisnis) memanglah sangat tipis. Namun, jika para pemimpin baru dalam bisnis ini mulai menyadari statusnya, mereka dapat membuat hidup mereka jauh lebih mudah, bahkan mampu menyelesaikan masalah bisnis secara lebih cepat dan efektif.

IKEA For Business

Berikut adalah sebuah contoh nyata tentang bagaimana hal ini dapat terjadi. Mari kita gunakan kisah Wendy dan Peter. Peter bekerja sebagai juru masak, dan di waktu luangnya, ia bereksperimen dengan makanan penutup sehat dan menjualnya melalui akun Instagram-nya. Wendy bekerja sebagai konsultan di sebuah perusahaan besar dan bermimpi untuk menggantikan rutinitas kantornya menjadi sesuatu yang lebih menarik.

Begitu Peter dan Wendy tahu mereka dapat saling mengandalkan satu sama lain, mengapa tidak melangkah ke dunia luar biasa yang indah dalam menjalankan bisnis kecil mereka sendiri? Setelah memikirkannya, mereka memutuskan bahwa sumber daya dan keterampilan yang mereka miliki berpeluang untuk membuka sebuah kafe kecil dengan makanan penutup dan minuman sehat yang trendi di lingkungan kota yang sibuk. Sebuah bisnis baru telah mewujudkan imajinasi mereka. Dan mereka merasa seperti pelopor yang harus selalu bersemangat melakukan inovasi demi mencapai tujuan.

Rencana bisnis tertulis dengan sempurna, dokumen telah disiapkan dengan baik, penyusunan menu dilakukan dan lokasi yang tepat sudah ditemukan. Saatnya untuk membeli furnitur, aksesori, dan peralatan untuk mengubah ruang baru mereka menjadi kafe yang indah, sehingga mereka mengunjungi IKEA. Mereka masuk sebagai pemilik sebuah tempat, berusaha untuk mengisi toko mereka dengan produk-produk baru. Setelah memikirkan desain dan memilih produk yang tepat di situs retailer, mereka berkeliling toko untuk waktu cukup lama dengan troli, mengambil cangkir, sendok, kursi dan tanaman. Mereka membuang waktu sia-sia untuk melakukan ini, dan bagi seorang wirausahawan yang terkadang menggabungkan beberapa pekerjaan dalam satu waktu di awal bisnisnya, jumlah waktu ini sangatlah berharga.

Faktanya adalah IKEA memiliki layanan khusus, yaitu IKEA Business, yang bekerja dengan perusahaan dan menyederhanakan tugas pembelian mereka. Melalui layanan ini, sebagai pemilik bisnis, Anda dapat memilih interior jadi atau produk individu, pengiriman pesanan dan pemasangan, bahkan melakukan semuanya dengan kredit. Ritual berkeliling di sepanjang lorong IKEA tidak lagi diperlukan; semuanya dapat dilakukan secara online, sehingga menghemat waktu dan usaha, yang berarti “uang” bagi bisnis baru. Namun baik Peter maupun Wendy tidak memperhatikan layanan ini, dan tetap memilih perjalanan yang lebih lama dan kurang efektif.

Keamanan Siber Untuk Bisnis Yang Matang

Seluruh karakter dalam cerita ini adalah fiktif, dan setiap peluang bahwa hal ini terjadi pada orang sungguhan hanyalah sebuah kebetulan, tetapi itu menggambarkan tren yang Ditemukan di antara usaha kecil, termasuk pelanggan kami yang menggunakan alat yang diperuntukkan bagi konsumen (consumer tools) alih-alih penawaran khusus untuk bisnis.

Kaspersky melakukan wawancara pada hampir 700 perusahaan dengan kurang dari 50 karyawan di seluruh dunia, dan seperempatnya (25%) mengakui bahwa mereka menggunakan produk untuk rumah yang digunakan untuk melindungi bisnis dari ancaman siber. Ini sekaligus menegaskan apa yang terlihat melalui analitik penjualan kami - produk keamanan TI konsumer yang justru dibeli oleh bisnis dan penjualannya  bukan main-main. Pada dasarnya, ini adalah perusahaan yang terdiri dari sejumlah orang, beberapa di antaranya baru saja meninggalkan usaha individu, dan sebagian sudah memiliki bisnis mereka selama beberapa waktu, dengan staf yang terdiri dari tiga hingga sepuluh karyawan.

Mungkin opsi ini tampaknya jauh lebih mudah, murah dan cepat bagi mereka. Kemungkinan mereka tidak memiliki spesialis IT yang bekerja full-time, maka mereka tidak perlu membuat kebijakan khusus, menganalisis peristiwa ancaman atau mengelola ratusan perangkat. Mereka hanya perlu 'mengatur dan melupakan' keamanan TI mereka dan memperoleh keuntungan lebih cepat. Dan tampaknya produk berbasis rumah untuk perlindungan keluarga sudah cukup menyediakan semua yang mereka butuhkan dalam bisnis.

Apa Yang Salah Dengan Perlindungan Konsumen?

Keamanan yang dirancang untuk konsumen adalah inovasi hebat dan memungkinkan untuk digunakan sebagai perlindungan bisnis. Bahkan memungkinkan untuk melindungi beberapa perangkat dengan satu lisensi termasuk PC dan perangkat seluler. Namun sayangnya masih terdapat beberapa fitur yang kurang dan belum dapat memenuhi semua tuntutan untuk sektor bisnis, bahkan bagi perusahaan kecil sekalipun.

Bagaimana jika sebuah perusahaan bukan hanya memiliki lima tetapi 20 karyawan atau bagaimana jika sebuah bisnis berkembang sangat cepat dan jumlah karyawan terus meningkat? Dengan kata lain diperlukan pula beberapa lisensi produk konsumen, namun mereka yang bertanggung jawab atas perlindungan bisnis tidak akan dapat mengelola seluruh perangkat secara bersamaan. Bisnis tidak akan memiliki visibilitas yang dibutuhkan seluruh perangkat dan status perlindungannya. Selain itu, produk konsumen tidak dapat digunakan untuk perlindungan server, sehingga file server di mana biasa menjadi tempat penyimpanan seluruh data perusahaan tidak akan aman.

Mengubah Pola Pemikiran

Penggunaan layanan dan produk yang tidak sesuai, memang belum tentu berakibat fatal bagi bisnis, bahkan keamanan siber sekalipun. Namun, pengantar utama dari cerita di atas adalah gagasan bahwa perusahaan harus menyadari bahwa mereka adalah “bisnis”.

Ini berarti mereka perlu mempertimbangan segala sesuatu dari sudut pandang yang menguntungkan perusahaan dan menjamin efisiensi. Perusahaan harus menemukan solusi optimal dalam penyelesaian masalah – apakah itu sekadar membeli furnitur untuk restoran atau mengelola logistik seperti pengiriman pesanan dari toko di Tokyo ke Copenhagen. Langkah kecil menuju bisnis besar seperti ini tidak akan menghambat kemajuan sebuah perusahaan, justru membantu untuk menghemat biaya dan waktu. Selain itu, pertahanan siber yang terorganisir dengan baik akan membantu mengamankan seluruh proses bisnis yang efektif dan hasil kerja para wirausaha.