ArenaLTE.com -
Bagi sebagian orang menikmati layanan internet sekelas 4G LTE merupakan mimpi. mimpi yang hanya bisa dibayangkan keindahannya, padahal mereka hidup di era digital yang semua aktivitas kesehariannya sangat bergantung pada akses internet cepat.

Jujur saya belum merasakan dampak langsung kehadiran internet 4G LTE yang katanya super cepat itu. Tiga operator besar tanah air baru meresmikan kota Makassar sebagai area yang ter-cover layanan 4G LTE pada pertengahan tahun 2015 mengikuti beberapa kota-kota besar lainnya semisal Jakarta, Surabaya, Medan, Bali yang telah lebih dulu menikmati jaringan generasi keempat sejak Desember 2014.

Secara teori kecepatan akses data 4G LTE hampir tiga kali lipat akses data pada jaringan 3G. Atas dasar itulah pemerintah mendesak operator tanah air agar segera menyelesaikan migrasi dan upgrade jaringan serta merampungkan tata ulang alokasi frekuensi yang akan digunakan operator sebagai penyedia jasa teknologi berbasis 4G LTE.

Seperti yang saya sudah tulis di awal bahwa kehadiran internet 4G LTE masih terkesan ekslusif. Sehingga tak semua orang bisa merasakan manfaatnya, meski kebutuhan akses data terus meningkat khususnya dalam menunjang aktivitas kerja dan bisnis. Mengajak pengguna internet yang sudah akrab dengan akses data sekelas 3G bahkan tak sedikit yang berada di kelas 2G agar mau pindah ke jaringan 4G LTE bukanlah hal yang mudah.

Pengguna internet Indonesia selalu ingin sesuatu yang simpel, tak menuntut banyak persyaratan terutama masyarakat yang berada di kota-kota kecil di mana sinyal telekomunikasi saja kadang timbul tenggelam. Menikmati akses internet sekelas 3G saja mereka sudah senang asalkan ter-cover secara merata dan stabil.

Teknologi 4G LTE yang digembar-gemborkan operator sejak resmi dikomersilkan pemerintah pada Desember 2014 lalu memang menyisakan banyak pekerjaan rumah baik bagi pemerintah dan operator. Pemerintah yang awalnya hanya memperbolehkan operator memakai frekuensi 900 MHz untuk menggelar layanan 4G LTE dianggap kurang maksimal. Koneksi internet pada frekuensi tersebut hanya mampu mencapai angka 25 Mbps sedangkan pada jaringan 3G bahkan bisa melesat hingga 45 Mbps.

Pemerintah berdalih penggunaan frekuensi 900 MHz hanya sementara sembari menunggu kesiapan operator lain agar segera mengimplementasikan teknologi 4G LTE dan menata ulang frekuensi agar lebih teratur. Sejak Mei 2015 pemerintah memberi restu agar operator bermigrasi ke frekuensi 1.800 MHz agar layanan 4G LTE bisa lebih optimal, kecepatan akses data pada frekuensi tersebut diklaim mampu menembus angka 100 Mbps.

Hingga kini operator penyedia jasa layanan 4G LTE sedang melakukan migrasi frekuensi dari 900 MHz ke 1.800 Mhz, empat operator tanah air yang berlisensi GSM yakni Telkomsel, XL Axiata, Indosat, dan Tri kabarnya sudah siap menggelar 4G LTE pada frekuensi 1.800 MHz. Ada juga Smartfren yang berlisensi CDMA akan menggunakan frekuensi 850 MHz pada layanan 4G LTE.

******


Jika dibandingkan dengan Amerika, China, Korea, Jepang dan negara-negara lain yang telah lebih dulu mengimplementasikan teknologi 4G LTE, Indonesia bisa dikatakan masih 'bayi' dalam hal penerapan teknologi generasi keempat ini. Masih butuh banyak perbaikan dan pengembangan agar layanan internet cepat bisa berjalan sesuai harapan. Negara yang maju adalah negara yang mampu memanfaatkan teknologi sebagai aspek penunjang bahkan bagian penting dari pembangunan bangsa.


Pengguna internet tanah air tentu mendambakan akses data kecepatan tinggi untuk menunjang segala aktivitas keseharian baik dalam hal perkerjaan ataupun bisnis. Kehadiran layanan 4G LTE diharapkan mampu menjadi solusi mengingat kebutuhan internet dalam menopang segala sendi-sendi kehidupan masyarakat sudah tak bisa ditawar-tawar lagi. Semoga 'bayi' yang bernama 4G LTE itu segera tumbuh dewasa dan secara maksimal memenuhi beragam kebutuhan para pengguna internet yang telah lama merindukan akses data kecepatan tinggi.