Kehadiran isu yang terus dihembuskan secara masif di negeri Paman Sam tersebut, mengakibatkan perusahaan asal China, Huawei, dianggap sebagai sebuah ancaman keamanan nasional. Produk-produk kembangan perusahaan ini, dianggap memiliki atau menjadi pintu belakang yang secara diam-diam mengambil informasi rahasia dari konsumen dan perusahaan yang kemudian dikirimkan ke China untuk dibaca oleh pihak Pemerintah.
Namun, lama informasi reuters mengeluarkan bantahan dari pihak pendiri Huawei, Ren Zhengfei yang mengungkapkan bahwa perusahaannya tidak pernah menjadi mata-mata baik oleh Pemerintah China maupun siapapun. Huawei diungkapkan tidak pernah diminta untuk memberikan informasi yang tidak patut oleh Pemerintah manapun.
Rhen Zhengfei menegaskan bahwa tidak ada undang-undang di China yang mengharuskan perusahaan Huawei memasang pintu belakang, atau sesuatu apapun di ponsel atau peralatan jaringannya untuk mencuri data pengguna manapun. Dirinya juga menyatakan, tidak akan mempedulikan isu ini dan perusahaan akan mengalihkan fokusnya ke negara-negara lain dimana Huawei disambut lebih baik.
Pernyataan pendiri Huawei ini sendiri, sekaligus menegaskan usaha perusahaan untuk membersihkan namanya di negara Amerika Serikat. Petinggi perusahaan ini mengutarakan bahwa Huawei memiliki 30 kontrak untuk membangun jaringan 5G di berbagai negara di Dunia.
"Saya masih mencintai negara saya, saya mendukung partai Komunis, tetapi saya tidak akan pernah melakukan apa pun untuk menyakiti negara mana pun di dunia" -Ren Zhengfei, pendiri, Huawei.