ArenaLTE.com - Autodesk, pemimpin dalam software desain 3D, rekayasa dan hiburan, bersama Pemerintah Indonesia mempertemukan para perwakilan dari pemerintah dan sektor swasta dalam sesi berbagi pengetahuan untuk mendiskusikan Transformasi Digital dan Keamanan Siber, dengan fokus pada sektor konstruksi.
 
Indonesia merupakan salah satu pasar konstruksi dengan pertumbuhan tercepat di kawasan ini dan pemerintah secara aktif mendorong perusahaan-perusahaan untuk memanfaatkan teknologi dan melakukan digitalisasi di sektor konstruksi.
 
Sebagai contoh, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (KemenPUPR) sudah memperluas pemanfaatan teknologi Building Information Modelling (BIM) untuk pembangunan jalan dan terowongan, selain menggunakannya untuk pembangunan gedung-gedung pemerintah.
 
“Sesuai dengan target Bapak Presiden untuk mengembangkan ekonomi digital Indonesia, Bapak Menteri Basuki Hadimuljono sudah memberikan mandat untuk penggunaan BIM sebagai bagian dari transformasi digital di kementerian. Targetnya adalah untuk mewujudkan tata kelola yang baik dengan transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan keadilan,” ucap Nazib Faizal, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, KemenPUPR.
 
“Sejak mengadopsi BIM, kami melihat nilainya yang besar dalam mendukung pengambilan keputusan perancangan, meningkatkan kinerja bangunan dan efisiensi proyek-proyek kami secara keseluruhan. BIM juga memegang peran kunci dalam membantu kami beradaptasi dengan lingkungan yang semakin digital pada saat ini, sehingga memastikan bahwa proyek-proyek infrastruktur penting tersebut bisa berjalan dan diselesaikan dengan keterlambatan yang minimal.”
 
Namun, tidak bisa dihindari bahwa digitalisasi juga meningkatkan kerentanan terhadap serangan siber. Bahkan, anomali siber di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat, mencapai lebih dari 495 juta kasus di tahun 2020 sebagai akibat dari kerja jarak jauh. Ini adalah angka tertinggi yang tercatat oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
 
Ketika mulai melangkah dengan roadmap Indonesia Digital 2021-2024, Indonesia mengharapkan kerja sama yang kuat antara sektor publik dan swasta untuk memajukan target mewujudkan ‘Connected Indonesia’.
 
Untuk itu, Autodesk, Kedutaan Amerika Serikat dan Pemerintah Indonesia bersama-sama menggelar sesi berbagi pengetahuan, dengan mempertemukan perwakilan-perwakilan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), Business Software Alliance (BSA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), dan U.S. Department of Commerce, untuk mendiskusikan transformasi digital di sektor konstruksi dengan fokus pada keamanan siber. 


 
Indonesia memanfaatkan keahlian Autodesk untuk menciptakan ekosistem digital yang berkembang
 
Disusun pada Februari tahun ini, target roadmap digital Indonesia adalah meningkatkan konektivitas untuk menjembatani kesenjangan digital bangsa. Untuk mengakselerasi kemajuan, pemerintah berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan teknologi global untuk membantu mengembangkan lanskap digital bangsa. Autodesk dilibatkan karena memiliki keahlian yang kuat dalam teknologi dan kebijakannya di berbagai industri termasuk arsitektur, rekayasa, konstruksi, desain dan manufaktur, serta hiburan.  
 
“Mempercepat transformasi digital Indonesia sekaligus memastikan era digital yang inklusif, produktif, dan aman adalah upaya kolektif merupakan upaya kolektif yang membutuhkan kolaborasi diantara seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor bisnis, media, akademisi, dan masyarakat,” kata Dr. Dedy Permadi, Juru Bicara dan Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika untuk Kebijakan Digital dan Sumber Daya Manusia.
 
Sebagai pemimpin dalam software desain 3D, rekayasa dan hiburan, Autodesk memiliki rekam jejak implementasi transformasi digital yang sudah terbukti dalam penggunaan teknologi-teknologi canggih seperti Architecture, Engineering, and Construction (AEC) Industry Collection dan BIM 360 sebagai bagian dari Autodesk Construction Cloud untuk mengotomatisasi alur kerja untuk meningkatkan produktivitas.
 
Autodesk berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan data miliknya dan data milik pelanggan. Dibangun dengan pengalaman lebih dari 35 tahun, Autodesk Security Framework  mengintegrasikan fitur-fitur keamanan seperti perlindungan endpoint, manajemen identitas dan akses, patching dan hardening, dan keamanan ofensif untuk melindungi investasi pelanggan di setiap tahap.
 
Autodesk memberikan dasar untuk transformasi digital
 
Penelitian menemukan bahwa berbagai organisasi memiliki peluang satu dari tiga untuk mendapat serangan malware ketika mereka menginstal software yang tidak berlisensi. Mengatasi serangan siber seperti ini tidak hanya membutuhkan biaya besar – karena setiap serangan rata-rata bisa membebani perusahaan dengan biaya sebesar US$2.4 juta, dan membutuhkan waktu hingga 50 hari untuk mengatasinya—serangan siber juga bisa mengganggu kepentingan nasional seperti perekonomian, infrastruktur, kesehatan masyaratan, dan keamanan. Selain itu, Indonesia menghadapi tingkat pembajakan software yang tinggi, sehingga membuatnya semakin rentan terhadap terhadap ancaman siber.
 
“Salah satu cara untuk menjamin keamanan siber yang komprehensif adalah dengan menggunakan sistem dan perangkat elektronik yang sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku,” kata Dedy Permadi. “Dengan manajemen risiko keamanan siber yang melibatkan perencanaan dan monitoring menyeluruh, berbagai organisasi dapat mengoptimalkan potensi transformasi digital yang mengalami percepatan.”
 
Dengan mempertemukan para perwakilan dari sektor publik dan swasta dalam sesi berbagi pengetahuan demi mendorong kemajuan, Autodesk, Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Pemerintah Indonesia berharap dapat mengembangkan roadmap awal untuk membantu memperkuat fondasi keamanan siber negara.
 
“Autodesk berkomitmen membantu pasar Indonesia dalam melakukan transformasi digital. Sejak 2018 kami sudah berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan lokal seperti Waskita Karya, salah satu perusahaan konstruksi terbesar milik negara, untuk mendorong pemanfaatan solusi digital dalam sektor konstruksi,” jelas Haresh Khoobchandani, Vice President of Asia Pacific, Autodesk.
 
“Bersama Waskita, kami menggarap beberapa proyek nasional berskala besar, seperti waduk Temef dan proyek-proyek lain termasuk pembangunan gedung bertingkat, jalan raya, dan jalan tol. Solusi-solusi kami membantu Waskita memangkas waktu untuk gambar produksi dan rekayasa, sehingga berkontribusi pada penghematan waktu dan biaya secara keseluruhan. Berdasarkan pengalaman kami sebelumnya, transformasi digital bisa menantang tanpa pengalaman dan panduan yang komprehensif, dan kami berharap bisa berbagi keahlian kami di berbagai bidang transformasi digital dengan pasar Indonesia.”
 
Merintis jalan menuju masa depan digital Indonesia

“Amerika Serikat berkomitmen untuk ‘Building Back Better’ ketika kami bangkit dari pandemi. Kemitraan yang terjalin antara perusahaan-perusahaan Amerika dan Indonesia menawarkan solusi inovatif untuk mewujudkan hal tersebut, dengan mengedepankan berbagao peluang untuk kolaborasi baru, kesejahteraan yang terjaga, dan keamanan yang lebih baik bagi berbagai perusahaan, pemerintah, serta yang terpenting, masyarakat di seluruh dunia. Saya yakin kemitraan dengan perusahaan seperti Autodesk akan menjadi contoh bagaimana keahlian Amerika dapat berkontribusi untuk mengedepankan sasaran kita bersama,” kata Michael Kleine, Chargé d'Affaires, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia.