ArenaLTE.com - Serangan ransomeware yang sedang ramai sekarang ini, terutama perihal wannacry dan petya ternyata belum begitu besar. Serangan lain yang dianggap cukup meningkat kali ini adalah perihal ancaman finansial yang meningkat 2,5 kali lebih banyak dibandingkan serangan ransomeware.
 
Indonesia, tercatat dalam laporan ancaman finansial 2017 yang diliris oleh Symantec masuk dalam daftar 10 negara yang turut mengalami peningkatan. Hal ini turut mencatat adanya lonjakan besar perihal serangan trojan finansial.
 
peningkatan besar dalam deteksi Trojan finansial di Asia dengan Jepang, China, India, Indonesia, Filipina, dan Vietnam menempati daftar 10 teratas. Tahun lalu saja, ada lebih dari 50.000 komputer terinfeksi oleh Trojan perbankan di negara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa para penyerang memperluas ancamannya ke pasar-pasar baru yang belum jenuh dengan perlindungan yang kurang.
 
Dalam laporan tersebut juga, tercatat bahwa Tahun lalu muncul beberapa kelompok cybercrime canggih yang menyerang institusi keuangan, dan bukan pelanggan. 38 persen dari seluruh deteksi ancaman keuangan dilancarkan kepada perusahaan, bukan kepada konsumennya. Meskipun serangan semacam itu sulit dilakukan dan membutuhkan persiapan lebih lama, keuntungan yang didapatkan jauh lebih besar.
 
Pun demikian, beragam dan canggihnya serangan yang dilakukan dengan mengancam finansial ini ternyata adalah hasil adaptasi para penyerang. Para penyerang beradaptasi dengan cepat ke pasar baru ketika target mereka menjadi jenuh, memiliki perlindungan yang baik atau tidak lagi mudah ditipu. Pengguna akhir tetap menjadi link terlemah dalam rantai serangan, yang berarti bahkan teknologi yang terkuat sekali pun tetap rentan terhadap serangan rekayasa sosial.
 
Perusahaan dan konsumen dapat meminimalisir kemungkinan infeksi dengan menerapkan pendekatan keamanan berlapis dan menjaga kewaspadaan saat melakukan sesi online atau mobile banking.