ArenaLTE.com - ArenaLTE.com – Dengan semakin banyaknya pengguna internet di Era konektivitas 4G LTE saat ini memberikan dampak positif yang baik terutama bagi para penyedia layanan. Adopsi teknologi jaringan generasi keempat atau 4G LTE, memang secara tidak langsung telah mengubah masyarakat itu sendiri.

Kini masyarakat semakin percaya diri untuk melakukan transaksi digital, bukan hanya sebatas transaksi finansial, tetapi juga transaksi data/informasi yang dialirkan melalui kanal online. Banyak fakta yang menunjukan betapa aktifnya masyarakat Indonesia melakukan transaksi digital seperti berbagi informasi di sosial media hingga transaksi di industri e-commerce.

Bahkan nilai transaksi industri e-sommerce diperkirakan nilainya terus meningkat hingga menyentuh angka USD 26 miliar (sekitar Rp 300 triliun) di tahun 2016 ini hingga tumbuhnya berbagai inisiatif digital yang dicanangkan pemerintah Indonesia yang kian memicu semangat digital di negeri ini.

Namun demikian, bukan berarti para pengguna dan penyedia layanan bisa bernapas lega akan adanya dampak positif tersebut. Pasalnya, di era konektivitas 4G LTE ini serangan cyber juga kian melambung tinggi dengan beragam cara yang dilakukan, sehinngga perlu perlindungan kuat terutama dari penyedia layanan itu sendiri.

Perlindungan pengguna dari serangan siber menjadi semakin menantang bagi penyedia layanan, terutama di Indonesia?  Berikut beberapa alasan perlindungan pengguna perlu ditingkatkan, terutama dari pihak penyedia layanan sekarang ini.

ancaman siber konektivitas 4G LTE 2Pertama, meskipun tingkat adopsi teknologi pintar yang cukup tinggi namun tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat akan keamanan siber. Bahkan menurut data, Indonesia menempati salah satu urutan terbawah dalam hal kesadaran terhadap risiko keamanan siber. Kondisi menjadi lebih rumit dengan beragamnya jenis perangkat yang mereka gunakan untuk melakukan transaksi secara online.

Hal kedua (dan juga salah satu faktor terbesar) yang membuat pengamanan transaksi online semakin menantang adalah tuntutan dari masyarakat / pengguna itu sendiri. Berbagai fasilitas dan layanan yang ditawarkan oleh organisasi dituntut untuk mampu memberikan pengalaman yang sederhana namun efektif. Di satu sisi pengguna menuntut adanya kemudahan melalui layanan digital, namun dengan kemudahan akan menimbulkan risiko yang semakin besar.

Ketiga adalah tidak lagi kita melihat berbagai persyaratan dan ketentuan yang diwajibkan (seperti contoh keharusan untuk berbagai aplikasi tambahan) oleh penyedia layanan agar pengguna dapat memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan melalui kanal digital.

Hal ini disebabkan karena dari sisi infrastruktur akan sangat sulit dan memakan sumber daya yang besar, agar penyedia layanan mampu menyeragamkan kualitas layanan walaupun diakses dari berbagai perangkat dengan spesifikasi dan platform yang berbeda. Belum lagi, setiap platform memiliki tingkat keamanan yang berbeda-beda pula.

Dari sisi pengguna, mari kita tanyakan kepada diri kita sendiri, apakah kita masih mau untuk melakukan berbagai hal yang disyaratkan untuk bisa suatu layanan? Jika tidak terpaksa, orang memiliki kecenderungan untuk memilih hal yang lebih sederhana.

Meski tingkat kesadaran akan keamanan oleh pengguna perlu ditingkatkan, namun salah satu yang perlu dititik beratkan adalah kemampuan penyedia layanan dalam memperluas parameter keamanan mereka, sehingga menjadi lebih dekat ke pengguna.

Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan konsep teknologi dari F5 network, yakni solus dengan menggunakan WebSafe dan MobileSaf di Indonesia. Keduanya mampu melindungi pelanggan dengan cara memberikan pengamanan terhadap berbagai aplikasi digital, baik yang diakses melalui situs web maupun mobile, terhadap ancaman keamanan siber (fraud) yang semakin canggih.