ArenaLTE.com - Pengguna Facebook dan Instagram di tanah air mengalami permasalahan dalam pengiriman konten ke platform mereka. Menyusul kemudian WhatsApp yang juga mengalami permasalahan yang sama.
Jika kita perhatikan di Twitter, tagar #instagramdown #Facebookdown masih menduduki trending topic. Hal ini tentu karena banyak yang mengeluhkan gangguan yang dialami. Tidak jarang beberapa diantaranya membuat meme dan lelucon terkait kejadian ini.
Menurut laman Downdetector beberapa problem yang dialami oleh pengguna Instagram adalah masalah news feed (39 persen), log in (35 persen) dan masalah website (24 persen).
Sementara masalah yang dialami pengguna Facebook adalah Log in (34 persen), news feed (33 persen) dan total blackout (31 persen).
Facebook sendiri melalui akun twitter resminya mengungkapkan bahwa kelumpuhan yang terjadi pada situsnya bukan disebabkan oleh serangan hacker atau DDoS (Distributed Denial of Service).
Melainkan karena pihaknya sedang mengalami gangguan bersifat internal. Facebook dan Instagram mengkonfirmasi sudah mengetahui masalah tersebut dan mengatakan sedang memperbaiki segera problem tumbangnya layanan mereka.
Sebenarnya kejadian seperti ini bukanlah hal yang pertama kali dialami oleh Facebook. Pada tahun 2008 Facebook juga mengalami permasalahan serupa, namun penyebab permasalahan tersebut belum diketahui hingga saat ini.
Pada tahun 2010 platform mengalami pemadaman selama 2,5 jam. Pada tahun 2015 perubahan pada konfigurasi platform juga menyebabkan pemadaman Facebook dan Instagram selama 50 menit.
Selain itu pada November 2018 pengguna Facebook di berbagai belahan dunia juga mengeluhkan tidak bisa mengakses Facebook seperti biasanya.
Selain Facebook, sehari sebelumnya pengguna layanan Gmail dan Google Drive dibeberapa negara juga sempat tidak bisa mengakses layanan tersebut. Masalah ini tak terkecuali juga terjadi di Indonesia.
Masalah yang paling banyak dialami oleh para pengguna Gmail adalah kesulitan untuk melampirkan (attach) atau mengakses file. Selain itu, pengguna juga tidak dapat mengakses dan menyimpan email draft, termasuk mengirim email.
Sementara itu, masalah yang paling banyak dialami pengguna Google Drive adalah kesulitan dalam mengunggah ataupun mengunduh file. Google mengkonfirmasi bahwa kini pihaknya tengah melakukan investigasi dan belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait permasalahan tersebut.
Sulit untuk memahami maintenance membuat down server, karena perusahaan sekelas FB dan Google pasti mempunyai server test sebelum implementasi ke live server. Kalau bukan karena DDOS, mungkin terkena serangan jenis lain.
Perusahaan FB dan Google akan menjaga perusahaannya supaya tetap bisa dipercaya di muka publik dan investor, sehingga pasti akan menyampaikan hal yg tidak bikin kuatir pengguna dan investornya.
FB dan Google pasti mempunyai mirroring server, sehingga bila terjadi down akan langsung ditake over oleh mirroring servernya. Dan itu tidak akan lama, seperti di mall, saat listrik PLN mati, otomatis genset akan menyala.
Di media sosial sangat ramai keluhan warganet terkait masalah FB, IG, WA dan Gmail. Ini menjadi tanda betapa warganet Indonesia dan dunia begitu sangat bergantung pada platform teknologi asing ini.
Seharusnya ini menjadi momentum bagaimana pemerintah mendorong lahirnya platfrom lokal dalam negeri.
Untuk KPU, mereka harus waspada terhadap sistem IT nya, karena Goggle dan FB yg memiliki sistem yang tetmasuk paling kuat sedunia pun bisa terkena gangguan serangan seperti kemarin. Jangan sampai kita tidak aware sehingga menjadi lemah.
Bagi Kominfo, pengguna Google dan FB di Indonesia kan sangat besar sekali. Ada lebih dari 140 juta pengguna Google dan 130jt pengguna FB ( termasuk IG dan WA). Termasuk terbesar di dunia. Kominfo bisa mengajukan pertanyaan, bagaimana dampaknya pada akun-akun masyarakat Indonesia.
Buktinya Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia berhasil menjadi pemain penting di dalam negeri. Seharusnya ada dorongan dari pemerintah untuk melahirkan aplikasi media sosial, aplikasi chat dan email lokal buatan anak bangsa yang benar-benar layak dipakai.
Sumber: Dr. Pratama Persadha (cissrec.org)