ArenaLTE.com - Setahun berdiri sejak Maret 2016 lalu, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengundang seluruh anggota AFTECH dan pelaku industri jasa keuangan menghadiri acara member gathering. Dalam acara ini AFTECH memaparkan berbagai capaian dan inisiatif yang telah dijalankan dalam upaya mengakselerasi pertumbuhan ekosistem industri teknologi finansial selama satu tahun kebelakang.
Dalam setahun kini anggota AFTECH terus bertambah dan tepat di hari jadinya, AFTECH juga menyambut kehadiran anggota yang ke-100. Hingga kini tercatat ada 100 perusahaan yang telah menjadi anggota, terdiri dari 81 perusahaan start-up dan 19 lembaga keuangan.
Ketua Umum AFTECH Niki Luhur mengatakan, perusahaan tekfin di Indonesia saat ini masih didominasi perusahaan pembayaran (payment) dimana mayoritas perusahaan berumur kurang dari dua tahun, lalu perusahaan pinjaman (lending) dan disusul agregator (aggregator).
“Potensi industri tekfin di Indonesia sangat besar. Kedepan, keberadaan tekfin bisa mendatangkan proses transaksi keuangan yang lebih praktis seperti pembayaran, peminjaman uang, transfer ataupun jual beli online lainnya, selain sebagai sarana transportasi dana”, tambahnya.
Data Tech in Asia Indonesia menempatkan tekfin sebagai sektor bisnis dengan jumlah investasi terbanyak kedua di Indonesia tahun 2016 lalu, setelah e-commerce. Teknologi finansial atau dikenal dengan tekfin adalah inovasi teknologi di bidang keuangan dalam beragam bentuk seperti mobile banking, rekening ponsel, dan e-banking.
Tekfin menggunakan teknologi dan software untuk menyediakan layanan finansial yang lebih efisien. Secara global, tekfin bertumbuh pesat beberapa tahun terakhir. Menurut riset yang dilakukan Accenture, pada tahun 2013 investasi global melebihi USD 4 miliar.
Investasi naik melebihi USD 12 miliar di tahun 2014 dan naik lagi melebihi USD 22 miliar di tahun 2015. Sementara laporan dari Statiska memprediksi nilai transaksi tekfin akan mencapai USD 130 miliar pada tahun 2020.
Kelangsungan tekfin didukung regulator yang mengambil langkah-langkah penting untuk mendorong pertumbuhan industri ini. Kegiatan yang telah dilakukan sepanjang tahun 2016 antara lain penyelenggaraan Indonesia Fintech Festival & Conference (Agustus), pendirian Asosiasi Fintech Indonesia (Maret), diresmikannya BI Fintech Office (November), diterbitkannya regulasi terkait Pemrosesan Transaksi Pembayaran oleh Bank Indonesia (November), dan diterbitkannya aturan mengenai bisnis peer to peer lending (Desember).
Kolaborasi yang terjalin baik antara pelaku usaha dengan regulator menjadi bentuk nyata komitmen bersama untuk mendorong kinerja industri tekfin guna meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia, mendorong pemerataan akses terhadap layanan keuangan sehingga akhirnya dapat membantu pemerintah mencapai tujuan utama mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.