ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Perusahaan pembuat games Candy Crush Saga yang bernama King Digital Entertaintment sepertinya menjadi "permen" paling mahal di dunia. Seperti yang dilansir oleh Venture Beat, perusahaan game terkenal asal Amerika Activision Blizzard siap mengakuisisi King Digital Entertaintment dengan nilai fantastis yaitu sebesar USD 5,9 miliar (sekitar IDR 80 triliun).

Salah satu akuisisi terbesar di sepanjang sejarah industri video game ini menjadikan developer game yang terkenal dengan beberapa serial game seperti Call of Duty, Warcraft, Tony Hawk’s Pro Skater, maupun Guitar Hero sebagai pemimpin global dalam penyedia interactive entertainment di berbagai multi platform mobile, konsol dan juga PC.

Bukan yang pertama, akuisisi perusahaan digital dengan nilai fantastis juga dilakukan beberapa perusahaan raksasa. Seperti Microsoft yang membeli Mojang (developer Minecraft) dengan nilai USD2,5 miliar. Kemudian Facebook yang mengakuisisi virtual reality headset-maker Oculus dengan nilai USD2 miliar. Serta Twitch yang dilego Amazon  senilai USD970 juta. Juga Electronic Art's yang membayar USD750 juta untuk memiliki PopCap, sang pembuat Plants v Zombies. Dan akuisisi ini akan menjadikan Activision Blizzard memiliki berbagai game mobile sukses buatan King seperti Candy Crush Saga atau Candy Crush Soda Saga.

candy crush sagaSeri permainan puzzle match-three Candy Crush Saga sudah lama dikenal orang sebagai mesin pencetak uang milik King Digital Entertainment. Dengan 474 juta pengguna aktif setiap bulannya hingga Q3 2015, di tahun 2014 saja, in-app purchase user memberi pemasukan sebesar US$ 1,33 miliar untuk King, dan itu belum menghitung permainan-permainan mereka lainnya.

Akuisisi ini menjadi kabar gembira bagi Activision, memperluas peluang mereka untuk melipatgandakan pemasukan. ”Perpaduan pendapatan dan laba akan memantapkan posisi kami sebagai perusahaan hiburan interaktif paling menguntungkan. Melalui kombinasi jaringan global berisi miliaran pengguna aktif, terdapat potensi untuk meningkatkan jumlah konsumen,” ujar CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick.

Langkah manis ini membuat Activision berada cukup jauh di depan kompetitor utama mereka seperti Electronic Arts dan Ubisoft. Dan rencananya King Digital Entertainment akan tetap difokuskan pada bisnis microtransaction.