ArenaLTE.com - ArenaLTE.com – Bagaimana mengembangkan smart city di Indonesia? Kriteria smart city masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Tapi intinya, smart city bertujuan untuk memanfaatkan teknologi demi meningkatkan layanan publik, mengoptimalkan adminsitrasi kota dan meningkatkan taraf kehidupan warga.

Kalimat di atas diambil dari hasil diskusi dengan Danial Mausoof, Head of Marketing and Corporate Affairs Asia Pacific and Japan, Nokia. Yups, keberhasilan smart city di Indonesia bergantung pada kolaborasi efektif sensor-sensor dan tag yang terhubung, software yang menjadi sumber kekuatan berbagai solusi, serta jaringan telekomunikasi digital yang berfungsi sebagai tulang punggung kota.

IMG_8865 (1)Tapi faktanya, beberapa jaringan di Asia saat ini tidak sepenuhnya dipersiapkan untuk mengelola pertumbuhan bandwidth dan kebutuhan latensi dari ribuan perangkat yang terhubung ke berbagai sistem yang timbul seiring perkembangan smart city.

Lepas dari smart city, kota-kota di Asia juga tengah menghadapi tantangan. Mulai dari masalah urbanisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, hingga masalah-masalah lainnya seperti meningkatnya kelas menengah, pertumbuhan penduduk yang eksplosif, pergeseran demografi dan meningkatnya desakan untuk melaksanakan gerakan “go green”.

Indonesia, khususnya Jakarta dan kota-kota besarnya mulai mendapat perhatian serius dari Nokia terkait smart city. Tapi kenapa baru dimulai sekarang?Menurut Danial, karena adopsi 4G LTE di Indonesia juga baru dimulai. Pasalnya, untuk mengembangkan smart city dibutuhkan koneksi internet yang reliable  dan stabil. 4G LTE adalah salah satu jawabannya.

Danial menambahkan jika peralihan menuju kota pintar harus dimulai dari sekarang. Salah satu tugas berat ada di pundak operator telekomunikasi. Tak hanya berfokus pada layanan telekomunikasi semata, tapi operator telekomunikasi harus berubah menjadi digital service provider. Juga diperlukan kerjasama dari pelaku industri terkait karena sampai sekarang belum ada standar baku tentang sebuah smart city.

Buat pelaku industri, kata Danial, kuncinya ada dua yakni optimize business dan find the way making money in the business.Lagi-lagi buat operator telekomunikasi , mereka dituntut untuk berubah tak hanya berpatok pada pakem bisnis tradisional. Kalau tidak, jangan salahkan jika, mereka hanya jadi tumpangan para pelaku bisnis Over the Top (OTT).

Bagi Nokia, langkah awal untuk memulai smart city di Indonesia ada di public safety dan industri. Keduanya harus berjalan lebih dulu. Dan, salah satu kendala yang menghadang adalah regulasi. Belum ada aturan yang jelas seputar keduanya terkait kota pintar.

Dalam lima tahun ke depan, menurut survei analisis terhadap 100 operator di seluruh dunia, terungkap bahwa yang menjadi prioritas pengembangan lanjutan dari teknologi 4G LTE adalah layanan keselamatan publik. Solusi Nokia Public Safety LTE diklaim termasuk sebagai salah satu pemimpin di bidang ini.

Salah satu contoh, Solusi Nokia Public Safety LTE sudah berjalan di Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk menggunakan jaringan sendiri di frekuensi 700 Mhz. Bagaimana dengan Indonesia? Nokia baru sebatas memperkenalkan solusi tersebut karena langkah masih terhambat keputusan terkait penggunaan frekuensi jaringan ada di tangan pemerintah.