ZTE Blade S6: Kloning iPhone Bersenjata Prosesor Octa Core 64-Bit

ArenaLTE.com - Kesan pertama kita melihat ZTE Blade S6 mungkin sama dengan mayoritas orang: Tampilannya identik dengan iPhone 6. Dan, strategi desain seperti ini menurut saya sudah terlalu mainstream. Tapi saya lihat perusahaan berupaya mendongkrak performanya dengan dukungan spesifikasi memadai. Tapi apakah bisa mengakomodasi kebutuhan pengguna? Untuk mengetahuinya simak review ZTE Blade S6 berikut.

Desain

Sebenarnya saya sudah jenuh melihat tampilan seperti ZTE Blade S6 yang seperti kloning iPhone 6 dan mirip dengan beberapa seri Tiongkok lain. Rasanya seperti melihat ‘telur’ di supermarket, meski berbeda-beda ukuran tapi tetap terlihat nyaris sama. Membosankan, seolah tak ada inovasi atau inspirasi desain.

Tapi ada sedikit catatan kecil dimana saya menemukan emboss di sudut bawah bodi belakangnya. Tertulis “Designed by ZTE in California. Assembled in China.” Apa yang dilakukan ZTE benar-benar menjiplak konsep yang dibawa iPhone.

Sebenarnya trik Apple ini menegaskan bahwa mereka ‘percaya diri’ sebagai perusahaan AS dan produk mereka dikembangkan di sana, tepatnya di Silicon Valley yang notabene pusat dari berbagai hal berbau teknologi. Meski ujung-ujungnya produksi tetap digeber di Tiongkok.

Di sisi berbeda, saya berpandangan bahwa strategi cerdik ZTE meniru iPhone,, memasang kata-kata “Designed by ZTE in California. Assembled in China.” bisa membantu mengubah ‘image’ orang tentang produk mereka. Dengan membalik konsep yaitu ‘produk Tiongkok, diproduksi di Tiongkok tapi dikembangkan di California’, setidaknya ada sebagian kalangan yang beranggapan bahwa ZTE Blade S6 adalah produk spesial bercita rasa seperti iPhone.

Secara kualitas, ZTE mengemas Blade S6 dengan baik. Meskipun komponen bodinya terbuat dari plastik, tapi terlihat seperti berbahan aluminium berkat finishing bermutu. Tapi yang jelas, permukaan bodi plastik seperti ini cenderung rentan dan mudah tergores. Untungnya, smartphone dengan konstruksi unibodi ini ergonomis dan nyaman digenggam. Oh ya, tombol home-nya pun cukup unik disisipi backlight yang bisa berfungsi sebagai LED notifikasi.

Display

ZTE Blade S6 ternyata memakai teknologi layar in-cell yang digunakan iPhone 6, meskipun kualitasnya lebih rendah. Bisa dipahami karena menurut saya perusahaan harus berkompromi dengan harga. Teknologi ini membuat lapisan layar lebih tipis berdampak pada tampilan yang tambah tajam dan detil. Layarnya belum dilapisi panel anti gores jadi hindari material yang bisa membuat baret-baret.

Display 5 inci pada smartphone ini mengusung diagonal 5 inci, resolusi HD 1280x720 piksel. Tampilan yang terpancar di layar memuaskan, bahkan dalam kondisi outdoor masih terlihat nyaman. Saya mendapati saturasi warna yang terlihat optimal dan natural. Densitas pikselnya sekitar 294 ppi, jadi jika dicermati grafis ukuran kecil seperti fontasi sebenarnya sedikit kurang smooth.

Sekadar catatan saja, di luar sana sudah banyak pesaing dengan selisih harga tipis menawarkan layar resolusi full HD 1080p. Ambil contoh Huawei Honor 6 atau OnePlus One. Diakui atau tidak, entah perusahaan mengandalkan teknologi layar lebih mutakhir, namun resolusi layar tidak bisa berbohong. Ketajaman dan detil jelas lebih baik smartphone dengan resolusi full HD.

OS & Antarmuka

ZTE Blade S6 berjalan di atas platform Android Lollipo versi 5.0.2 yang ditandemkan dengan antarmuka custom ZTE bernama MiFavor 3.0. Antarmuka seperti yang ditawarkan ZTE cenderung sama saja dengan yang lain, khususnya sesama vendor Tiongkok. Kalau boleh saya bilang seperti antarmuka atau theme buatan komunitas yang bisa dengan mudah didownload di Google Play.

Sebenarnya antarmuka identik seperti ini merupakan keuntungan tersendiri buat yang sering gonta-ganti smartphone. Kita jadi bisa lebih cepat beradaptasi. Tapi buat penyuka hal yang lebih inovatif dan atraktif, tentu mengharapkan sesuatu yang lebih. Setting menu, bar notifikasi, locksceen semua tetap berpusat pada konsep Android Lollipop bawaan.

Saya tak menemukan menu aplikasi khusus, jadi semua aktifitas langsung dilakukan dari homescreen. Sentuhan Android Lollipop bawaan masih terlihat pada antarmuka MiFavor ini, kecuali ada tambahan kosmetik seperti transisi layar dan beberapa suntikan aplikasi ekstra. Ambil contoh MiColor yang terinpsirasi dari Windows Phone, mengubah wallpaper jadi lebih dinamis.

Semua aplikasi dan widget ditempatkan di homescreen. Tampilannya clean dengan ikon yang terlihat ‘fresh’. Tidak ada gangguan berarti saat menikmati antarmuka smartphone ini. Relatif sudah mini bug dan lag.

Kamera

Di atas kertas kamera ZTE Blade S6 terlihat impresif dengan resolusi 13MP di sektor belakang ditunjang LED flash serta kamera depan 5MP. Kameranya juga sudah menggunakan sensor Sony IMX214 dengan lensa f/2.0.

Saat kami bongkar, antarmuka untuk aplikasi kameranya ternyata user friendly alias mudah dioperasikan. Memiliki zero shutter lag, dimana tak butuh jeda atau waktu lama saat menjepret obyek sampai hasil foto tertampil. Tersedia beberapa fitur seperti setting white balance, ISO, eksposure hingga face detection.

Foto yang dihasilkan detilnya sudah lumayan dengan saturasi warna yang bagus dan white balance mampu membaca temperature warna dengan baik. Tapi sayang terdapat noise yang membuat gambar kurang detil dan tajam. Dalam kondisi gelap hasil foto terlihat kurang optimal. ZTE Blade S6 bisa dipakai merekam video mulai dari full HD hingga setara VGA.

Lebih jauh, kami menemukan beberapa minor kecil seperti fitur yang terbatas serta tampilan antarmuka yang terlihat datar. Buat saya, manajemen dan antarmuka dari aplikasi kameranya terlalu ‘basic’ sehingga membuatnya terlihat kurang berkelas.

Multimedia

Menurut saya sektor ini tak terlalu menonjol. ZTE Blade S6 memang menyuguhkan player musik khusus tapi kualitasnya mengecewakan. Terlalu sederhana, kalah set jika dibandingkan player musik bawaan Google. Pada player musik Google kita bisa menemukan equalizer, sementara player musik ZTE bahkan tak menyertakannya. Smartphone ini juga menyediakan pemutar video dan radio FM.

Kualitas suara yang memancar dari speaker smartphone ini masih di bawah ekspektasi. Volume maksimalnya tak terlalu keras dan suaranya kurang enak di telinga terlalu tipis dan cempreng. Lebih baik mendengarkan musik via headset bawaan yang disertakan dalam paket penjualan. Suara terasa lebih enak di telinga meski oputputnya juga termasuk standar.

Fitur

Sudah dibekali aplikasi AliveShare yang mirip dengan ShareIt milik Lenovo. AliveShare dapat menghubungkan dua smartphone atau lebih dalam satu jaringan WiFi yang sama untuk melakukan group chat, bermain game, dan berbagi file dengan cepat dan mudah.

Motion and gesture mempermudah kita mengakses atau menjalankan fitur tertentu dengan cara praktis. Beberapa contoh kecil misalnya, kita bisa membalik ZTE Blade S6 jika ingin menolak panggilan masuk atau mematikan alarm. Fitur kamera juga bisa diaktifkan dengan mengayunkan smartphone dari bawah ke atas.

Fitur lain yang tersedia seperti Mi-pop untuk menampilkan navigasi menu secara pop up. Lantas ada aplikasi seperti WPS Office, Camera360, TouchPal X dan MirrorCamera.

Performa

Secara garis besar, spesifikasi ZTE Blade S6 termasuk jempolan jika melihat harga jualnya. Smartphone ini menggunakan chipset kelas menengah Qualcomm Snapdragon 615 MSM8939 dengan bekal prosesor octa core 64-bit yang komposisinya quad-core 1.5 GHz Cortex-A53 dan quad-core 1.0 GHz Cortex-A53. Grafisnya menggunakan GPU Adreno 405 dengan RAM 2GB dan storage 16GB. Storage ini dipecah lagi untuk system ROM 4,29GB user ROM total 3,87 GB dan memori internal 7,83 GB.

Dalam pengujian kami, smartphone ini cukup gesit saat menerima berbagai perintah. Aktifitas multitasking bisa berjalan dengan lancar dan baik, mes ki lebih dari beberapa aplikasi tengah berjalan di background namun tak ada gangguan berarti seperti lag.

Lalu bagaimana soal grafisnya? Tenang saja, ternyata kita masih bisa mengandalkan smartphone ini untuk bermain game dengan kualitas grafis kelas menengah sampai berat. Renderingnya tetap mulus dan tidak patah-patah. Tapi beberapa game berat memang membuat frame rate jadi drop meski tak terlalu mengganggu.

ZTE Blade S6 menyisipkan baterai berkapasitas 2400 mAh. Dalam pengujian kami, baterai smartphone ini relatif standar. Dalam pemakaian normal dengan layanan data aktif, ZTE Blade S6 bisa bertahan sehari. Untuk penyimpanan data, smartphone ini dibenami memori internal 16 GB dan slot microSD.

Konektifitas

ZTE Blade S6 memiliki tray yang bisa disisipi SIM dan kartu microSD di ruas kiri bodi. Saya menemukan dua slot nano SIM dalam satu tray yang sama serta microSD dalam tray lain yang terpisah. SIM ini terbagi dua yang satu bisa membaca jaringan UMTS/GSM/LTE yang satu hanya bisa berjalan di jaringan GSM. Setidaknya, ZTE Blade S6 sudah mengakomodasi jaringan 4G LTE Cat 4.

Selebihnya, konektifitas seperti Bluetooth 4.0,aGPS, and 802.11 b/g/n/a Wi-Fi pun sudah terintegrasi dalam smartphone ini. Port micro USB pada smartphone ini sudah mendukung kapabilitas membaca flashdisk (USB On The Go). Tapi fitur mutakhir seperti NFC atau dukungan infra merah pun tak ditanamkan dalam ZTE Blade S6.

Kesimpulan

ZTE Blade S6 mematok harga jual cukup terjangkau dan dibenami beberapa spesifikasi yang cukup menonjol. Antara lain seperti prosesor octa core 64-bit yang memiliki performa cukup baik di kelasnya. Selain itu, kamera berkekuatan 13MP dan 5MP memiliki hasil jepretan cukup berkualitas sayang tak didukung manajemen aplikasi yang memuaskan.

Selebihnya, tak banyak yang bisa disorot dari smartphone ini. Beberapa sektor bahkan kalah kelas dari pesaing dengan level sama. Soal desain misalnya yang hanya mengandalkan material casing plastik serta tampilan antarmuka yang cenderung ala kadarnya.

Leave a Comment