Review Acer Predator 8 GT-810, Kelihatan Futuristik Tapi Spesifikasi Masih Klasik

ArenaLTE.com - Bicara urusan game, sepertinya tablet atau smartphone gaming masih merupakan produk yang sangat langka. Entah karena peminatnya yang memang tak terlalu besar atau vendor yang enggan merilis karena dianggap kurang berpotensi. Tapi Acer memberanikan diri terjun di pasar ini dengan merilis Acer Predator 8.

Muncul dengan perawakan yang sangat garang, kesan pertama melihat Acer Predator 8 adalah ‘mahluk sangar’ yang bakal menyuguhkan ‘sesuatu’.  Tapi akankah ‘sesuatu’ itu benar-benar bisa mewakili harapan dan kebutuhan para penggila game. Seperti apa sih performa dan fitur gaming yang disuguhkan tablet ini? Yuk, simak reviewnya.

Desain

acer predator 8 (4)Sesuai namanya Acer Predator 8, perangkat ini adalah tablet yang mengusung layar seluas 8 inci. Secara tampilan, bentuknya benar-benar ‘sangar’ dibalut kombinasi aksen merah dan warna metalik khas perangkat gaming. Ciri khas dari perangkat gaming ‘Predator’ besutan Acer benar-benar berhasil diwariskan pada tablet ini.

Desainnya lain dari yang lain, ‘futuristik’, Acer menempatkan empat speaker di setiap sudut ponsel. Grill speakernya dipoles balutan warna merah dengan bentuk menyiku nan nyentrik. Tepian speaker yang unik dan dibuat menonjol keluar itu ternyata membantu  supaya lebih mudah duduk di pegangan tangan, saat kita memainkan atau mengoperasikan tablet pada posisi landscape alias melebar.

Bagian belakang bodi, tepatnya sebagian sisi atas dan bawah dilapisi plat solid yang kesat sekaligus berfungsi mempermudah pegangan. Selebihnya lapisan yang membungkus tablet ini adalah komponen plastik yang agak berderak saat dipegang. Sedikit disayangkan, karena kesan pertama melihatnya, Acer Predator 8 terlihat solid dan kokoh.

Di bodi belakang tengah terpasang logo predator yang diukir dalam balutan warna krom, terlihat sangat garang. Di sudut atas belakang menancap kamera utama tapi tak ditemani embel-embel lain. Kembali ke bagian depan, sang vendor mematri kamera selfie berukuran lebih kecil. Selebihnya, hanya ada satu slot kartu microSD yang ditemukan di sisi kiri atas bodi, karena tablet ini memang tidak menawarkan jaringan seluler.

Display

Area layar sentuhnya yang berukuran 8 inci disusupi dengan resolusi 1920x1200 piksel. Buat tablet, komposisi tersebut menjadikan gambar yang tertampil di layar cukup tajam pada kerapatan piksel 283 ppi. Layar Acer Predator 8 terlihat cerah dengan reproduksi warna alami berkat dukungan panel IPS LCD.  Sedikit disayangkan buat gamers penggila grafis tinggi, seharusnya seri ini punya resolusi QHD atau 4K.

Salah satu fitur menarik dari tablet ini adalah haptic feedback. Fitur ini bisa dirasakan sebagai getaran yang muncul saat kalian menemukan sesuatu di layar. Contohnya, saat dipakai bermain game Asphalt 8: Airborne, terasa getaran ringan saat mobil melaju di jalan berdebu. Getaran makin keras saat keluar jalur. Tapi ingat, game harus dioptimalisasi dulu supaya bisa menikmati fitur ini.

OS dan Antarmuka

Satu hal yang disayangkan, Acer Predator 8 masih berjalan di sistem operasi Android 5.1 Lollipop. Padahal bakal lebih menarik kalau sang vendor membawanya ke versi lebih mutakhir yakni Android 6.0 Marshmallow. Secara struktur tampilan tak ada perubahan kosmetik yang berarti alias antarmukanya nyaris sama dengan platform bawaan.

Seri ini mengandalkan skema khas dimana halaman terbagi menjadi halaman utama (homescreen) dan halaman aplikasi yang bisa diakses dengan mengklik tombol app tray. Tak ada tombol sentuh fisik, sehingga navigasi hanya mengandalkan tombol virtual yang senantiasa tampil di sudut bawah, terdiri dari back, home dan menu.

Satu hal yang cukup membebani tablet ini adalah banyaknya bloatware yang ditemukan di dalamnya. Memang ada sebagian yang bermanfaat, tapi rasanya buat gamers, banyaknya aplikasi tidak jelas yang terbenam dalam Predator 8 malah bisa mengganggu performa. MulaI DARI Acer Liquid Home, System Doctor, Power Management, Acer Portal, abPhoto, abMusic, abFiles, EZ Note, EZ Snap, EZ WakeUp, EZ Gadget, EZ Tasking.

Kamera

[caption id="attachment_20718" align="alignnone" width="800"]Jpeg Jpeg[/caption]

Jpeg

Jpeg

Seperti umumnya tablet yang bisa kita temui saat ini, Acer Predator tak terlalu serius memperhatikan sektor imaging. Buat dipakai memotret, membutuhkan waktu agak lama hingga beberapa detik untuk mendapatkan fokus. Hasilnya pun terlihat dihiasi titik noise dan tak begitu tajam.

Bisa dimaklumi karena Predator 8 hanya mempunyai kamera utama 5MP di bodi belakang. Itu pun tidak didukung dengan LED flash. Untung saja, vendor tetap menyematkan kamera selfie di bagian depan dengan resolusi 2MP. Jadi, kalian bisa memanfaatkan tablet ini untuk keperluan video call.

Memasuki area menu, Predator 8 menyajikan pilihan melimpah. Tersedia beberapa settting manual dan mode seperti HDR, panorama, voice command, continuos shooting dan photo collage. Tertanam juga pengaturan seperti ISO, white balance, EV, efek dan lain-lain. Soal video, kalian bisa merekam dengan resolusi setara full HD.

Multimedia

Speaker dengan dukungan virtual surround benar-benar mampu memancarkan suara kelas atas. Dukungan chanel terpisah di bagian depan, Acer Predator 8 bisa memuntahkan suara yang sangat keras, renyah dan penuh tenaga. Sangat powerful. Acer menyebutnya Quadio yang diklaim bisa menyemburkan pengalaman virtual surround sound.

Buat ukuran tablet, suara yang diproduksi Acer Predator 8 bisa dibilang salah satu yang terbaik. Frekuensi mid-range terdengar jernih dan tak ada masalah distorsi meski volume disetel maksimal. Jadi, cocok buat dipakai kalian yang doyan melakukan banyak aktivitas sambil mendengarkan musik, nonton video atau tentu saja main game.

Performa

Tablet ini dipersenjatai dengan prosesor quad core Intel Atom x7-Z8700 yang memiliki clockspeed 1.6 GHz. Untuk mendongkrak performanya, seri ini punya pengolah grafis Intel HD Graphics Gen 8-LP ditemani dengan RAM 2GB. Saat diuji ArenaLTE menggunakan AnTuTu benchmark, tablet ini mampu merengkuh skor 76.469 untuk performa keseluruhan.

Setidaknya, Predator 8 melampaui Galaxy Tab S2 yang hanya bisa mencapai skor sekitar 50 ribuan. Tapi hasil ini bisa dicapai karena resolusi Acer Predator 8 lebih rendah dari Galaxy Tab S2. Jadi, rendering grafisnya tidak seberat Galaxy Tab S2 yang punya resolusi 2048x1536 piksel.

Akselerasi saat dipakai bermain game relatif memuaskan, dimana gambar terlihat halus dan tak terganggu lagging. Game Asphalt 8: Airborne yang memiliki grafis berat bisa berjalan lancar. Apalagi kalau hanya sekedar game-game ringan.

Salah satu titik lemah tablet ini terletak di sektor baterai. Dengan kapasitas hanya 4420mAh, tablet ini hanya bisa bertahan selama kurang dari 3 jam dipakai menyetel video full screen via Wifi. Selebihnya, Acer Predator 8 disuplai dengan storage berkapasitas 32GB tapi yang tersedia bebas hanya sekitar 21,6GB karena sisanya dipakai sistem dan lain-lain. Tablet ini punya slot microSD, jadi kamu bisa memperbesar ruang penyimpanan kalau kurang puas dengan kapasitas yang tersedia.

Konektivitas

Soal konektivitas, tablet ini sudah disuplai dengan Wi-Fi 802.11 a/b/g/n, Bluetooth v4.0, A2DP, GPS hingga port microUSB v2.0. Sedikit disayangkan karena tablet ini ternyata tak memiliki jaringan seluler dan hanya mengandalkan wi-fi buat mengakses internet.

Jadi kalian tak bisa menikmati internet saat sedang beraktivitas di luar atau di lokasi yang tak menyediakan hotspot. Artinya, beberapa game saat ini yang umumnya membutuhkan koneksi internet terus menerus tak bisa dimainkan. Contohnya, Clash of Clans, Super Tank Wars dan banyak game lain.

Value for Money

Acer Predator 8 adalah salah satu tablet yang cukup menjanjikan buat urusan gaming. Pertama-tama dari sektor tampilan terlihat gahar dan mewakili gamers. Dengan Predator 8, Acer tengah berupaya membawa konsep gaming ke dunia tablet Android.

Secara performa, tablet gaming ini termasuk gahar, didukung dengan tampilan tajam dan haptic feedback yang responsif sehingga sangat membantu kala bermain game. Sayangnya, tablet ini memiliki daya tahan baterai yang kurang memuaskan  buat ukuran perangkat gaming. Selain itu, dari segi ekosistem game tak ada poin lebih yang ditawarkan, sama dengan perangkat Android lain pada umumnya.

Leave a Comment