Meski Laporan Keuangan Negatif dan Terus Merugi, Ericsson Belum Akan Dijual

ArenaLTE.com - Ericsson belakangan serasa mendapat tekanan bertubi-tubi. Setelah berita rencana pemangkasan ribuan karyawan di dalam negeri. Belum lama ini vendor jaringan asal Swedia tersebut merilis laporan keuangan terbarunya yang bernada kurang sehat.

Dalam laporan keuangan terbarunya, perusahaan penyedia peralatan nirkabel ini melaporkan kerugian pertamanya sejak empat tahun terakhir pada kuartal III/2016. Sebagai dampak dari laporan keuangan tersebut membuat kondisi saham Ericsson langsung terkulai cukup dalam.

Perusahaan mengalami rugi bersih yang tercatat mencapai 233 juta kronor (SEK) yang setara dengan US$26 juta pada Juli-September 2016. Jumlah tersebut melebar jauh dari prediksi para analis sebelumnya, yang memperkirakan rugi bersih perusahaan ‘hanya’ mencapai 112 juta kronor.

Kerugian yang besar tersebut di antaranya disumbangkan oleh penjualan produk Ericsson yang anjlok hingga 14 persen pada periode tersebut. Meningkatnya kinerja dari para pesaing asal Tiongkok tercatat menjadi penyebab terbesar mulai tersisihnya produk-produk Ericsson di pasaran.
ericsson

Sepanjang tahun ini, Ericsson menghadapi persaingan sengit dari Huawei Technologie, ZTE dan Nokia Networks. Permintaan di sejumlah pasar utama perusahaan pun harus merosot, terutama di Brasil dan Rusia.  Akibatnya perusahaan pun memotong anggaran operasional sebesar 10 miliar kronor pada 2017.
 

Baca juga: 
Bisnis Lesu, Ericsson Rumahkan (Lagi) Ribuan Karyawan
Ericsson ConsumerLab: Pengalaman Digital Operator Masih Ribet!
Ericsson: Akan Terjadi Gangguan Digital Di Seluruh Sektor Industri


Sementara itu, dalam laporan keuangan yang sama, margin laba kotor perusahaan tercatat terperosok cukup dalam pada periode tersebut. Pada kuartal III/2016 margin laba kotor perusahaan hanya mencapai 28,3 persen atau lebih rendah dari kuartal II/2016.

Capaian tersebut tercatat menjadi yang terendah sejak 15 tahun terakhir. Secara kumulatif, margin laba kotor perusahaan memang terus merosot sejak kuartal I/2016, setelah sempat melonjak pada triwulan akhir 2015. Beberapa pengamat menyebut Ericsson seperti mengalami komplikasi. Biaya produksi mereka membengkak di tengah turunnya seluruh data pendapatan termasuk sahamnya.

Meski didera beragam masalah internal dan eksternal, Ericsson sebagai lambang kedigdayaan industri teknologi Swedia belum berencana akan dijual ke pihak lain. Beberapa pihak menyebut perusahaan ini mempunyai dukungan jangka panjang yang sangat kuat dari para pemilik saham. Sampai saat ini komposisi pemegang saham terbesar Ericsson adalah Industrivarden AB dan Investor AB.

Leave a Comment