Dua produk tersebut pada dasarnya mengikuti tren saat ini di mana satu produk merupakan andalannya, sedangkan satunya lagi versi terjangkau. Dalam hal ini, HTC U Ultra memiliki spesifikasi lebih tinggi, sedangkan U Play spesifikasinya lebih rendah. Tentu saja, kami lebih suka untuk mengulas versi high-end-nya.
Kedua ponsel ini memiliki bahasa desain baru HTC, yang didominasi oleh kaca penuh melengkung yang disebut "liquid surface" dengan beraksen logam. Ponsel mempertahankan sensor sidik jari di bagian depan yang sekaligus berfungsi sebagai tombol home, diapit oleh menu kapasitif back dan recents.
Mengikuti jejak iPhone 7, Anda tidak akan menemukan jack headphone pada kedua ponsel ini. HTC mengadopsi port USB-C untuk audio berkualitas tinggi yang juga berfungsi untuk mengecas ponsel dan juga transfer data. Sebenarnya ini sudah dimulai dengan debut HTC Bolt yang dirilis di Amerika.
HTC U Ultra yang merupakan seri high-end memakai layar besar dengan diagonal 5,7 inci QHD display resolusi 1080p. Yang menarik dari HTC U Ultra adalah memiliki layar sekunder di bagian atas ponsel, memberikan Anda sedikit sensasi baru. Layar berukuran 2-inch inchi dengan penempatan yang hampir identik seperti LG V20.
Fungsi layar sekunder tersebut adalah menunjukkan informasi penting seperti janji yang akan datang atau dapat dikonfigurasi untuk menampilkan notifikasi, aplikasi yang sering digunakan dan banyak lagi. Konsep ini pada dasarnya bukan hal baru, karena Samsung telah mempeloporinya lewat Samsung Galaxy S6 Edge yang dilanjutkan dengan Samsung Galaxy S7 Edge.
HTC U Ultra diperkuat dengan prosesor Snapdragon 821, RAM 4GB dan memori internal 64GB ditambah slot kartu SD. Kameranya sangat mirip dengan yang ditemukan pada HTC 10 yaitu sensor 12MP UltraPixel dengan 1.55-micron pixels dan aperture f/1.8. Ada penambahan baru yaitu telah mengadopsi PDAF (Phase Detection Auto Focus) untuk menambah kecepatan laser saat penataan fokus. Sementara itu di sektor audio, BoomSound yang menjadi andalan HTC ditemukan juga di sini.
Ponsel ini sayangnya hanya dibekali dengan baterai yang kapasitasnya relatif kecil untuk saat ini, yaitu hanya 3000 mAh saja. Padahal dengan semakin banyaknya aplikasi canggih dan dapur pacu dengan RAM besar, membutuhkan konsumsi daya yang besar. Tentu di sini kita lebih banyak berharap pada pengoptimalan software sehingga baterai bisa lebih awet. Biar terlihat lebih kekinian, HTC U Ultra juga dibekali dengan Quick Charge 3.0 untuk pengisian cepat.
Teknologi AI di HTC U Ultra
Selain berbicara mengenai hardware, HTC U Ultra juga dibekali teknologi kecerdasan buatan atau lebih dikenal dengan sebutan artificial intelligence yang terkandung di dalam versi terbaru antarmuka Sense. HTC menyebut aplikasi baru bernama "Sense Companion" yang bertindak sebagai dashboard untuk semua potongan-potongan kecil dari AI berdasarkan pengalaman sehari-hari. Seperti telepon, kontak, pemberitahuan, aplikasi dan manajemen baterai.
Setelah belajar dari kebiasaan pengguna, ponsel ini akan dengan cerdas membuat rekomendasi, mengelola apa yang Anda lihat, mengingatkan informasi dari kontak tertentu, mengelola aplikasi yang tidak terpakai, memberikan tips dan kontrol untuk baterai berdasarkan kebiasaan menggunakan ponsel.
Pendekatan teknologi AI di Sense Companion bukan pada asisten virtual, tapi lebih pada memahami kebiasaan pengguna dan bagaimana memaksimalkan perangkatnya. Untuk fungsi-fungsi canggih lainnya, HTC masih bersandar pada API Google untuk kontrol suara termasuk Google Now.
HTC bertujuan untuk mengapalkan kedua ponsel tersebut pertama kali di Taiwan, meskipun ekspansi ke seluruh dunia tidak akan jauh di belakang. HTC U Ultra akan dijual di pasar global, sedangkan HTC U Play terbatas untuk pasar tertentu. Pembelian HTC U Ultra akan dibuka melalui pre-order dibuka langsung dari situs HTC.com mulai hari ini dengan harga $749. Belum ada informasi mengenai kapan ponsel ini akan dijual di Indonesia.
-80x70.jpg)
-80x70.jpg)
