Dikembangkan oleh StartpUp Lokal, Hacksprint Diharapkan Dapat Paten

ArenaLTE.com - Bersamaan dengan digelarnya tahap Hackathon atau hacking marathon, setelah tahap Ignition dan Workshop terlewati, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital mengenalkan konsep baru bernama Hacksprint yang merupakan perpaduan antara hacking dan sprint.

Munculnya kegiatan hackathon baru ini disambut positif oleh pemerintah. Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, saat mengenalkan Hacksprint di Jakarta beberapa waktu lalu secara tegas menyampaikan dukungannya.

“Saya bangga menyaksikan semakin banyak anak muda Indonesia yang bersemangat, penuh kesungguhan berpartisipasi dan berkontribusi dalam gerakan yang kita harapkan mampu menciptakan 1000 startup berbasis digital yang sarat akan inovasi dan siap menjadi aktor utama penggerak perekonomian nasional di beberapa waktu mendatang. Gerakan ini sekarang sudah memasuki tahap Hackathon dan akan mengadopsi konsep baru yang bernama Hacksprint. Konsep ini selain akan semakin mengakselerasi proses terciptanya startup digital yang kita idamkan, juga merupakan konsep orisinal dari bangsa ini yang harus segera dipatenkan agar tidak diklaim oleh pihak lain atau bahkan bangsa asing,” ujar Rudiantara.

Konsep Hacksprint tercipta berkat gagasan dari para penggerak Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Berbeda dengan konsep Hackathon, Hacksprint dikemas tak hanya menghasilkan produk yang sudah langsung dapat digunakan oleh user, tetapi juga produk yang lebih tervalidasi dengan mengajak para peserta berpikir lebih terstruktur dan terarah dimana hustler (marketing), hipster (desainer grafis) dan hacker (developer) akan membuat purwarupa atau prototype produk startup digital.

Untuk menciptakan purwarupa tersebut dilakukan dengan beberapa langkah mulai dari Warming up, setiap tim akan memahami kelebihan dan kekurangan dari masing-masing anggota; Starting, peserta akan memilih satu tipe customer yang spesifik beserta masalahnya dengan mempelajari perilaku dari customer tersebut; Acceleration, setiap peserta akan secara cepat melakukan perbaikan secara cepat melalui sketching; Constant Speed, peserta akan melakukan bagiannya masing-masing untuk mewujudkan produknya; Deceleration, di tahap akhir ini para peserta akan membuktikan produk yang mereka buat dengan cara melakukan tes langsung ke calon user mereka.

hacksprint_ (1)

Dalam Hacksprint, para calon startup founder tidak hanya dituntut untuk membuat sebuah purwarupa saja, namun mereka juga harus memahami validasi bisnis dan bisnis model agar dapat menciptakan startup digital yang mampu terus berkembang dan berkelanjutan.

Baca :
*1000 Pelajar Antisipasi Ujian Online di Bandung Lautan Digital
*
 Mudik Bareng XL, 1000 Penjual Pulsa Pulang Kampung Gratis

Alamanda Shantika, Chief of Activist FemaleDev sekaligus mentor dalam Hackprint Gerakan Nasional 1000 Startup Digital menuturkan, “Ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan startup digital, yaitu para peserta tidak boleh terlalu percaya diri kalau produk mereka bagus. Itulah gunanya belajar market validation. Selain itu mereka juga harus mampu menggali masalah lebih dalam lagi dan mampu menemukan solusi yang out-of-the-box!  Jangan menawarkan solusi yang sudah bukan barang baru lagi, itu-itu saja, dan sudah banyak dijumpai di pasaran.”

Saat ini Hacksprint sudah berlangsung di dua kota, Jakarta dan Surabaya. Dalam setiap kegiatan, dipilih tiga ide terbaik yang akan mendapatkan Chromebook dari Acer sebagai Official Technology Partner Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.

Tiga tim terbaik di Jakarta adalah Monicca, Penasihat keuangan digital yang memberikan nasihat keuangan pribadi secara optimal berdasarkan algoritma yang dapat diakses semua orang; Roo!, aplikasi cerdas yang membantu orang untuk memantau tumbuh kembang anak; dan Qline, platform yang membantu user untuk mengetahui kondisi antrian rumah sakit.

Sementara di Surabaya, label tiga ide terbaik diberikan kepada Klub Laundry, platform laundry on demand yang menggabungkan antara marketplace dan membership; Palawija, aplikasi yang membantu konsumen untuk memasak dan membeli bahan makanan sesuai dengan menu yang diinginkan; dan Rombeng, platform penghubung rumah tangga, pemulung atau rombeng, dan pengepul terkait hal pengolahan sampah yang lebih efektif dan efisien.

Hacksprint berikutnya akan diselenggarakan di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada Sabtu dan Minggu, 22 dan 23 Oktober 2016. Setelah menjalani Hacksprint, tim yang terpilih akan berlanjut ke tahap Bootcamp untuk mendalami strategi go-to-market hingga bagaimana layanan atau produk siap diluncurkan ke publik.

Leave a Comment